1Kata Baku dan Tidak Baku. 2 Kata Bahasa Indonesia. 3 Pemakaian Bentuk Kata yang Tepat. 4 Kata Ranking dan Langganan. 5 Nuansa Makna dalam Kata. 6 Makna Kata Kilah dan Tukas. 7 Makna Kata Acuh dan Tayang. 8 Makna Kata Hijrah dan Hijriah. 9 Pemakaian Kata Sebentar, Sejenak, Sekejap, Sekilas, Sepintas, dan Sejurus.
Nasihat bijaksana terbaik sering kali datang dari suatu bacaan. Banyak hal yang dapat dipelajari oleh seseorang dalam sebuah tulisan. Sebuah kisah seseorang dalam buku misalnya, kisahnya dapat memberikan pelajaran untuk para pembacanya, entah itu pelajaran mengenai dirinya sendiri maupun mengenai kehidupan. Berikut ini lima buku bagus yang dapat memberikan pelajaran hidup terbaik yang gak boleh kamu lewatin! Kelimanya memberikan pelajaran hidup luar biasa melalui kisah yang berbeda-beda. Tulisan-tulisannya pun berhasil terus muncul di kepala dengan waktu yang cukup lama setelah membacanya sampai halaman terakhir. Mau tahu ada buku apa saja? Yuk simak! 1. Bridge to Terabithia – Katherine Patterson Salah satu buku fiksi young-adult classic terbaik sepanjang masa versi penulis artikel! Buku ini bercerita tentang dua teman, dunia imajiner, dan tragedi yang tiba-tiba datang menimpa tokohnya. Tragedi tersebut bisa dibilang masih menghantui kita sebagai orang dewasa setelah lama selesai membaca ceritanya. Mungkin karena penulisnya juga terinspirasi dari kisah nyata yang serupa dalam hidupnya sendiri. Bagaimanapun, bukunya mengajarkan banyak pandangan hidup mengenai cinta dan kasih terhadap orang di sekitar. Terutama, bukunya mengajarkan kita untuk menghargai setiap waktu dengan orang yang kita cintai. Dibalut dengan kisah yang fiksi, ceritanya terasa nyata dan ringan untuk dibaca. Dengan penyampaian nilai-nilai mengenai kehidupan dengan cara yang implisit, novelnya sukses membuat pembaca dapat melihat pandangan baru mengenai cinta kasih dari keluarga dan persahabatan setelah membacanya. Baca juga Rekomendasi Novel Ringan Tanpa Menambah Beban Pikiran 2. of Mice and Men – John Steinbeck Secara garis besar, of Mice and Men bercerita tentang kehidupan para pekerja/ buruh di sebuah peternakan di Amerika Serikat. Penulisnya terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada masa itu. Tepatnya pada tahun novel ini ditulis, 1937, Amerika Serikat sedang mengalami The Great Depression. Kehidupan para buruh di sana pada masa itu pun terbilang amat naas tidak memiliki kesibukkan lain selain mengolah peternakan. Kisah dua sejoli dalam buku, George dan Lennie, hadir di tengah-tengah kemalangan yang dirasakan setiap masyarakat bersama dengan mimpinya. Persahabatannya membuat kedua tokoh tersebut mengambil keputusan demi keputusan bersama demi bertahan hidup untuk mencapai sebuah mimpi. Sayangnya, tidak semua keputusan yang diambil berbuah baik, salah satu keputusannya malah membawa mereka ke kejadian tragis yang tidak bisa dibayangkan oleh para pembaca. Keputusan yang diambil para tokoh ternyata mengubah sepenuhnya masa depan mereka. Pelajaran hidup yang dapat diambil dari kisah para tokoh dalam buku ini di antaranya adalah, bahwa terlepas dari berapa kali kita menceritakan kembali rencana’ hidup kita, dan tidak peduli berapa banyak niat baik yang kita miliki, kita harus siap bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang dapat terus mengubah jalan hidup kita. Jadi, dari tulisannya kita bisa belajar bahwa, setiap keputusan yang diambil bisa saja membawa kita kearah yang berbeda dari apa yang diharapkan sebelumnya. Untuk itu, kita harus siap melalui segala rintangannya. Kemudian, dari kisahnya kita juga dapat belajar bahwa, dalam hidup untuk mencapai suatu tujuan, seseorang harus mengambil rute yang panjang’ dan berbatu’ sebelum akhirnya sampai pada titik tujuan. Yup, tidak ada kesuksesan yang mulus tanpa kerja keras! Semua akan berbuah baik jika dengan usaha. 3. The Kite Runner – Khaled Hosseini The Kite Runner oleh Khalid Hosseini adalah buku terlaris nomor 1 menurut New York Times selama bertahun-tahun dengan lebih dari 7 juta eksemplar terjual di AS saja. The Kite Runner merupakan novel fiktif yang berputar pada kisah hubungan seorang ayah-anak, dua teman dekat, dan semangat penebusan dari rasa bersalah yang traumatis. Namun, ceritanya juga melibatkan beberapa kejadian real yang menjadi latar belakang buku tersebut ditulis. Tepatnya, penulis melibatkan beberapa peristiwa yang telah terjadi di Afghanistan. Dimulai dari jatuhnya monarki Afghanistan hingga intervensi militer Soviet, lalu kisah realitas para pengungsi menuju Pakistan dan Amerika Serikat, juga kebangkitan rezim Taliban pada masa nya. Dengan memotret realitas kehidupan dengan balutan fiksi yang apik dan menyentuh, bukunya banyak memberikan pembelajaran hidup yang dapat kita kutip di dalamnya. Di antaranya adalah, miliki keberanian untuk melawan ketidakadilan. Saat kita menyaksikan ketidakadilan di sekitar kita, kita dapat melawan hal tersebut demi menegakkan kebenaran. Menjadi takut sama saja membiarkan ketidakadilan itu terjadi. Nantinya, peristiwa tersebut akan disesali sepanjang hidup bagi siapapun mereka yang tidak menghentikannya. Kemudian, kita juga dapat belajar dari buku bahwa, penebusan kesalahan yang baik dan benar adalah ketika rasa bersalah mengarah pada kebaikan. Kita sering melakukan kesalahan, entah itu kesalahan kecil maupun besar. Orang baik akan merasa bersalah atas kesalahannya, untuk mengkompensasi rasa bersalah yang berlebihan, mereka melakukan pekerjaan yang hebat dan baik di masa depan. Oleh karena itu, penebusan kesalahan yang dapat diterima adalah ketika rasa bersalah mengarah pada kebaikan. Karena pada akhirnya, Tuhan akan mengampuni setiap kesalahan manusia bagi yang memintanya. Catat ya! 4. The Alchemist – Paulo Coelho Buku fiksi terbaik menurut penulis artikel jatuh kepada The Alchemist oleh Paulo Coelho. Bukunya menjadi novel favorite banyak pembaca sampai saat ini. The Alchemist merupakan novel karya penulis Brazil, Paulo Coelho, yang pertama kali terbit pada tahun 1988. Ditulis pertama kali dalam bahasa asal penulis, Portugis, novelnya kini telah menjadi buku terlaris hampir di seluruh negara yang telah diterjemahkan kedalam banyak bahasa. Menceritakan tentang Santiago, seorang anak gembala dari Andalusia dan perjalanannya’ dari negara asalnya, Spanyol ke gurun Mesir untuk mencari harta karun’ yang terkubur di Piramida. Tema utama dalam novel ini adalah mengejar impian dengan mengikuti apa yang diinginkan hati’. Sepanjang perjalanan, demi mengejar impiannya, Santiago selalu belajar untuk mendengarkan hatinya dan juga dengan mengikuti tanda-tanda’ yang diberikan oleh alam semesta untuknya menurut Santiago sendiri. Melalui kisah Santiago, para pembaca dapat mengutip beberapa pelajaran hidup yang terdapat di dalam novel. Di antaranya adalah, ketakutan adalah rintangan yang lebih besar dari pada rintangannya itu sendiri. Ada kalanya ketakutan terhadap sesuatu atau seseorang menghambat langkahmu untuk maju menggapai cita-cita. Jika hal itu terjadi, hadapilah kenyataan sebelum ketakutan itu menjadi rintangan terbesar dirimu sendiri. lalu, apa yang “benar” akan selalu bertahan. Dalam hidup, apa yang benar akan selalu berdiri kokoh. Pepatah pun mengungkapkan bahwa, “kebenaran akan selalu menemukan jalannya sendiri seperti bayangan yang selalu menemukan pemiliknya saat matahari beranjak pergi” Mudah untuk menemukan kebenaran, sulit untuk menghadapinya, dan lebih sulit lagi untuk mengikutinya. Tidak ada kebenaran yang selalu terlihat baik’. Namun, satu hal yang pasti kebenaran akan selalu mengungkapkan dirinya sendiri di waktu yang tepat dengan cara terbaik. Baca juga 9 Buku Rekomendasi Tom Hanks 5. Man’s Search for Meanings – Viktor Frankl Terakhir, gak kalah bagus dari buku-buku sebelumnya, buku ini termasuk kedalam salah satu buku yang bisa bikin life-changing sehabis kamu membacanya! Kita sadar bahwa manusia yang menderita sering merasa putus asa dengan rasa gagal yang mendalam di dalam hatinya. Buku ini adalah buku bacaan yang pas untuk siapa saja yang sedang merasakan saat-saat seperti itu. Ditulis oleh ahli saraf-psikiater dari Austria, sekaligus korban Holocaust yang selamat, Victor Frankl, buku ini ditulis dengan sederhana namun intens dan reflektif. Man’s Search for Meanings memberikan gambaran-gambaran jelas mengenai kejadian hidup penulis, Viktor Frankl, di kamp konsentrasi Auschwitz. Kisahnya menyajikan gagasan luar biasa tentang bagaimana kita dapat memilih untuk melihat tujuan atau makna dalam situasi apapun, termasuk kondisi terburuk dalam hidup. Frankl secara deskriptif mengilustrasikan pengalaman pribadinya juga pengamatannya terhadap perubahan-perubahan kecil yang ada pada manusia yang hidup dengan sebuah harapan’ dalam dirinya. Penulis buku, Frankl, menyimpulkan bahwa ujian terakhir bagi manusia adalah menemukan makna atau tujuan dalam hidup. Juga menurutnya, setiap orang memiliki kekuatan untuk menemukan tujuan hidupnya sendiri terlepas dari semua hal yang dimiliki dan dilaluinya. Pelajaran penting yang didapat dari kisahnya di antaranya adalah, kekuatan tujuan’ dalam hidup. Ketika seseorang memiliki tujuan yang besar dalam hidup, hal itu dapat membawanya untuk terus maju. Saat seseorang memiliki tujuannya’, ia akan terus maju dan berjuang untuk mencapai hal tersebut meski dalam kondisi sulit sekalipun. Kekuatan dari tujuan ini pun menjadi salah satu hal yang tidak bisa dianggap remeh oleh siapapun. Kemudian, dari kisahnya kita juga dapat belajar bahwa, penderitaan akan hadir dalam hidup, namun bagamana cara kita bereaksi terhadap penderitaan tersebut adalah hal yang terpenting. Menurutnya, bagaimana cara kita menanggapi penderitaan yang ada dalam hidup juga termasuk ujian bagi siapa saja yang mengalaminya, yang kemudian hal tersebut menjadikan hidup ini lebih bermakna daripada sebelumnya. Luar biasa! Kelima buku di atas adalah buku bagus dengan pembelajaran hidup bijaksana yang sayang kalau dilewatin! Jika kamu belum pernah membaca salah satu dari kisah buku-buku di atas, maka tidak ada salahnya untuk mulai membacanya setelah ini. Dimulai dari halaman pertama bukunya nanti, nikmati setiap kata nya, alurnya, termasuk setiap kejadiannya yang unik. Kemudian, ambilah nilai-nilai yang bermanfaat dari kisahnya. Nilai-nilai di atas termasuk dari beberapa banyaknya nilai dan pembelajaran hidup yang dapat dipetik dari setiap kisah para tokoh dalam masing-masing buku. Beberapa di antaranya merupakan pembelajaran yang penting, namun sayangnya masih sering terlupakan oleh banyak orang. Tidak hanya kisahnya yang menghibur, buku-buku di atas juga mengandung nilai yang positif dan inspiratif, sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk membuka pikiran bagi siapa saja setelah membacanya nanti. Referensi Bazelon, Emily. 2007, Sudden Death What Bridge to Terabithia still teaches us. Christina, 2007, Of Mice and Men Lessons Learned. Kuaranita, Fellycia N. 2019, “The Kite Runner” Tidak Ada Layang-layang di Langit Kabul. Murray, Sean P. 2018, 5 Lessons from Viktor Frankl’s book “Man’s Search for Meaning. Nguyen, Thai. 2017, 10 Powerful Life Lessons from The Alchemist.
CaraMenulis Kutipan yang Benar (dari Buku / Jurnal / Internet) Diperbarui: 3 Agustus 2022 oleh Rizky Pratama. Dalam membuat sebuah karya tulis, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah cara menulis kutipan. Jangan sampai keliru antara penulisan kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Halo Bapak dan Ibu Guru, bagaimana kabarnya? Apakah sekolah Bapak dan Ibu Guru sudah memasuki waktu-waktu liburan semester ganjil? Pas banget nih, artikel ZenRu kali ini akan memberikan rekomendasi buku bertema pendidikan yang bisa mengisi waktu luang Bapak dan Ibu Guru di masa liburan. Adakah Bapak dan Ibu Guru yang mempunyai hobi membaca buku? Selain untuk menemani waktu santai dan menyegarkan pikiran, buku juga bisa memperluas wawasan. Seperti slogan “Buku adalah jendela ilmu pengetahuan,” dengan membaca kita bisa mendapatkan beragam pengetahuan yang belum kita ketahui. “Buku merupakan jendela dunia.” Coba sekarang kita bayangkan bersama. Saat membaca buku sejarah Eropa, kita tidak hanya mendapatkan ilmu tentang bagaimana negara-negara di dalamnya terbentuk, tapi juga mempelajari hal yang lainnya, seperti budaya dan bahasa. Secara tidak langsung, kita bisa keliling Eropa melalui membaca buku. Semakin sering kita membaca buku, maka semakin banyak pengetahuan yang terbuka. Tahukah Bapak dan Ibu Guru kalau membaca buku secara rutin juga bantu meningkatkan kekuatan otak kita? Sama seperti halnya berolahraga yang melatih sistem kardiovaskular, membaca buku dapat meningkatkan fungsi memori dengan melatih kinerja otak. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan memori dan fungsi otak. Tapi, membaca secara rutin bisa membantu memperlambat proses tersebut dan menjaga pikiran untuk fokus lebih lama. Nah, terbukti kan kalau manfaat dari membaca buku itu banyak banget. Karena itu, untuk menambah pilihan buku bacaan bagi Bapak dan Ibu Guru, berikut ini adalah lima rekomendasi buku bertema pendidikan versi Zenius untuk Guru. Kalau Bapak dan Ibu Guru punya rekomendasi yang lain, boleh banget untuk ditulis di kolom komentar ya! Buku Bertema Pendidikan 1 Totto-chan Tetsuko KuroyanagiBuku Bertema Pendidikan 2 Sistem Pendidikan Finlandia Ratih D. AdiputriBuku Bertema Pendidikan 3 Tetralogi Laskar Pelangi Andrea HirataBuku Bertema Pendidikan 4 Trilogi Negeri 5 Menara Ahmad FuadiBuku Bertema Pendidikan 5 Botchan Natsume Sōseki Buku Bertema Pendidikan 1 Totto-chan Tetsuko Kuroyanagi Rekomendasi buku bertema pendidikan, Totto-chan. Foto dari Buku bertema pendidikan pertama berasal dari Jepang. Berjudul lengkap Totto-chan The Little Girl at the Window buku ini menceritakan pengalaman pribadi Tetsuko Kuroyanagi, sang penulis, saat masih bersekolah dulu. Para guru di sekolah menganggap Totto-chan nama panggilan Tetsuko adalah anak yang nakal. Rasa ingin tahunya yang sangat besar membuat Totto-chan sering melakukan kegiatan yang dianggap tidak rasional seperti merusak meja, membanting pintu, dan berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Tindakan Totto-chan yang dinilai berlebih menyebabkan dirinya dikeluarkan dari sekolah. Namun, Totto-chan tidak bersedih dan justru bersemangat ketika ibunya memindahkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Di sekolah barunya, Totto-chan belajar bersama para murid lainnya di sebuah gerbong kereta yang diubah menjadi kelas, mengikuti pelajaran sesuai minatnya, dan mendapatkan banyak pelajaran berharga. Unik banget ya sekolah Totto-chan ini, Bapak dan Ibu? Lewat cerita Totto-chan, Bapak dan Ibu Guru bisa mengetahui bagaimana sebuah metode pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa bisa mengubah cara pandang mereka akan pendidikan. Sistem pembelajaran di Tomoe Gakuen membebaskan siswanya untuk memilih urutan pelajaran sesuai kemauan mereka. Belajar tidak hanya berfokus pada satu pelajaran saja, dan yang paling penting, tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Bagi Bapak dan Ibu Guru yang ingin tahu keunikan lainnya dari sekolah Totto-chan, bisa langsung cek bukunya untuk baca lebih lanjut ya! Baca Juga Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Buku Bertema Pendidikan 2 Sistem Pendidikan Finlandia Ratih D. Adiputri Pertama terbit di tahun 2019, buku ini menceritakan pengalaman sang penulis yang merupakan Warga Negara Indonesia saat menempuh pendidikan S3 di Finlandia. Hidup selama 10 tahun di sana membuat Ratih D. Adiputri paham bagaimana kondisi dan sistem pendidikan Finlandia. Rekomendasi buku bertema pendidikan, Sistem Pendidikan Finlandia. Foto dari Meskipun termasuk negara yang kecil, Finlandia membuktikkan bahwa mereka bisa sukses dalam hal pendidikan. Berdasarkan tes PISA Programme for International Student Assessment beberapa tahun terakhir, Finlandia berhasil menempati posisi teratas dengan negara-negara lainnya seperti Cina, Taiwan, Singapura, dan Jepang. Hal ini tentunya membuat banyak pertanyaan yang muncul, bagaimana sistem pendidikan di Finlandia hingga siswanya bisa cerdas menurut standar PISA? Melalui buku Sistem Pendidikan Finlandia, Bapak dan Ibu Guru bisa mempelajari sistem pendidikan Finlandia yang mengedepankan bahwa belajar adalah untuk belajar, serta mengetahui bagaimana pendidikan yang baik bisa membawa kesuksesan untuk siswa dan juga guru. Selebihnya, Finlandia menerapkan 8 kompetensi lain dalam sistem pendidikannya yang secara lebih lanjut bisa Bapak dan Ibu Guru ketahui melalui buku ini. Baca Juga 8 Rekomendasi Buku Bacaan Buat Belajar Sejarah Buku Bertema Pendidikan 3 Tetralogi Laskar Pelangi Andrea Hirata Siapa yang tidak kenal dengan novel Laskar Pelangi? Buku bertema pendidikan karya Andrea Hirata ini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Turki, Jerman, dan Prancis. Tidak hanya ceritanya yang menginspirasi, tapi prestasi dari buku ini juga patut diapresiasi. Novel Laskar Pelangi telah meraih berbagai penghargaan Internasional, seperti pemenang pertama dalam New York Book Festival 2013 kategori General Fiction dan peringkat pertama Buchawards 2013 di Jerman. Rekomendasi buku bertema pendidikan, Tetralogi Laskar Pelangi. Foto dari Tetralogi Laskar Pelangi sendiri terdiri dari empat novel yaitu Laskar Pelangi 2005, Sang Pemimpi 2006, Edensor 2007, dan Maryamah Karpov 2008. Keempatnya saling berkaitan satu sama lain di mana mencerita tentang perjalanan hidup anak-anak Belitung. Dengan segala keterbatasan, mereka berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang mereka punya, salah satunya melanjutkan pendidikan tinggi sampai ke Sorbonne, Paris. Keempat novel ini menjadi buku bertema pendidikan yang bisa menjadi penyemangat Bapak dan Ibu Guru untuk selalu mendidik siswa dan membantu mereka dalam meraih cita-citanya. Cerita dalam novel ini juga bisa memotivasi Bapak dan Ibu Guru untuk terus belajar dan pantang menyerah dalam meraih apa yang Bapak dan Ibu Guru inginkan. Baca Juga 5 Rekomendasi Drama Korea Tentang Perjuangan Menggapai Mimpi Buku Bertema Pendidikan 4 Trilogi Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi Rekomendasi buku bertema pendidikan, Trilogi Negeri 5 Menara. Foto dari Rekomendasi buku bertema pendidikan selanjutnya adalah Trilogi Negeri 5 Menara yang terdiri dari tiga judul buku yaitu Negeri 5 Menara 2009, Ranah 3 Warna 2011, dan Rantau 1 Muara 2013. Trilogi Negeri 5 Menara menceritakan perjalanan hidup seorang anak bernama Alif yang merantau dari tanah Minang untuk menempuh pendidikan di sebuah pondok pesantren. Di pesantren itulah, Alif bertemu dengan keempat sahabatnya yang berasal dari daerah dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Tidak hanya menceritakan perjuangan lima sahabat menempuh pendidikan di pesantren, Trilogi Negeri 5 Menara juga menggambarkan kegigihan tiap tokohnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Siapa yang menyangka bahwa Alif, tokoh utama dalam cerita ini, bisa bersekolah sekaligus bekerja di Amerika? Kalau Bapak dan Ibu Guru penasaran bagaimana perjalanan Alif sampai mendapatkan beasiswa di Amerika, yuk baca Trilogi Negeri 5 Menara ini. Baca Juga Ayo Dukung Proses Belajar Siswa dengan ZenCore Buku Bertema Pendidikan 5 Botchan Natsume Sōseki Rekomendasi buku bertema pendidikan, Botchan. Foto dari Di rekomendasi buku bertema pendidikan yang terakhir, kita akan kembali lagi ke Jepang. Botchan merupakan sebuah novel karya Natsume Sōseki yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1906. Buku ini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2009. Botchan menceritakan tentang seorang guru muda yang melakukan pemberontakan kepada sebuah sistem pendidikan di sekolah desa. Kata “botchan” sendiri dalam bahasa Jepang memang memiliki arti seorang pemuda atau tuan muda yang kaya raya. Namun dalam cerita, panggilan ini melekat pada tokoh utama karena diberikan oleh seorang wanita tua bernama Kiyo. Karakter Botchan diceritakan memiliki sifat yang sembrono, mudah marah, dan arogan. Meski begitu, ia punya prinsip untuk selalu melakukan hal yang benar dan jujur. Dalam novel diceritakan bahwa siswa Botchan selalu merasa benar, tidak menghormati guru, dan aturan sekolah yang digambarkan sangat tidak relevan dan efisien. Botchan pun berusaha untuk memperbaiki hal tersebut, namun dalam prosesnya ia menemui banyak tantangan. Novel Botchan ini menggambarkan realitas kehidupan dan pendidikan masyarakat jepang pada saat itu. Tanpa disadari, permasalahan yang diceritakan dalam buku ini juga mungkin dialami Bapak dan Ibu Guru di sekolah. Buku ini bisa menjadi refleksi dan pembelajaran bagi kita semua untuk melihat pendidikan secara lebih luas. *** Nah, itu tadi lima rekomendasi buku bertema pendidikan yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca untuk memenuhi hobi atau mengisi waktu luang. Semoga selain menambah pengetahuan, buku-buku ini juga bisa memberikan inspirasi bagi Bapak dan Ibu Guru dalam pendidikan. Apakah Bapak dan Ibu Guru punya rekomendasi buku bertema pendidikan lainnya? Jangan lupa bagikan di kolom komentar ya! Referensi Baca Juga Artikel Lainnya Cara Mengembangkan Keahlian dan Kompetensi Guru Menjadi Guru Inspiratif di Era Digital Proses Belajar yang Efektif, Bagaimana Caranya? 4 Standar Kompetensi Guru yang Harus Dimiliki
Pencinta kopi di dunia umumnya mempunyai kopi favorit masing-masing. Mulai dari produk lokal sampai internasional. Ada yang rela menyisihkan sebagian uangnya untuk menjajal beragam jenis kopi termasuk yang harganya mahal. Baca juga: 8 Makanan Paling Mahal di Dunia, Ada Kopi Indonesia Capai Rp 11 Juta Per Kilogram.
Menulis adalah kegiatan penting yang tidak bisa dihindari. Dari duduk di bangku taman kanak-kanak, selain membaca, kita juga diajarkan untuk menulis satu demi satu kata hingga terangkai kalimat. Semakin beranjak usia, memasuki jenjang pendidikan yang semakin tinggi membuat tuntutan menulis juga semakin berat. Terdapat tugas-tugas berbentuk esai, makalah, jurnal, tugas akhir berupa skripsi, hingga tesis dan itu dianggap sangat sulit dilakukan. Ada pula beberapa orang yang benar-benar memiliki passion di bidang menulis, entah itu menulis akademik maupun kreatif namun masih memiliki beberapa kendala. Hal ini dikarenakan menulis akademik dan menulis kreatif, keduanya sama-sama memiliki tantangan tersendiri dan perlu banyak latihan dan membaca banyak referensi. Nah, sebagai rekomendasi agar kamu semakin jago menulis, berikut ini telah dirangkum enam rekomendasi buku yang dapat kamu baca. Yuk simak! 6 Rekomendasi Buku agar Jago Menulis 1. Writing Skills And Strategies for Academic - Otong Setiawan Djuharie Bagi pelajar apalagi mahasiswa, kemampuan menulis adalah salah satu dasar yang diperlukan dalam menempuh pendidikan. Namun, tak jarang banyak yang mengeluh kalau menulis terutama dalam ranah akademik seperti esai, jurnal, dan skripsi itu sangat sulit, apalagi jika dalam bahasa inggris. Nah, jika kamu termasuk salah satu yang memiliki masalah demikian, maka buku ini sangat tepat untuk kamu baca. Buku ini berisi strategi dan latihan untuk memiliki keterampilan menulis yang mumpuni khususnya dalam ranah bahasa Inggris. Jangan khawatir akan kebingungan, sebab buku ini sangat runtut, disusun dari dasar seperti menulis kalimat, paragraf, hingga esai. 2. Mastering Academic Writing - Susari Nugraheni Masih dalam ranah akademik, buku ini juga salah satu jawaban dari kebimbangan-kebimbangan yang mungkin kamu rasakan ketika akan menulis sebuah esai akademik. Dalam buku berjumlah 196 halaman ini dijelaskan secara rinci mengenai seluk beluk tentang esai khususnya dalam bahasa Inggris. Mulai dari pembahasan mengenai jenis-jenis esai, teknik mengutip referensi dan menulis daftar pustaka, serta ragam kosakata yang lazim digunakan dalam teks akademik. Buku ini juga sangat detail, hingga kamu akan diingatkan tentang hal-hal kecil yang mungkin selama ini terlupakan seperti cara menyusun kalimat, membuat kerangka karangan, dan menulis rangkuman/ringkasan. Lebih kerennya, tak hanya sebagai buku bacaan, buku ini juga menyediakan latihan soal dan writing checklist supaya kamu dapat berlatih secara maksimal. 3. Creative Writing 2 - Laksana Jika menulis akademik memiliki kesan yang serius dan membosankan, maka sebaliknya, menulis kreatif memiliki kesan menyenangkan untuk dilakukan. Namun, meski menyenangkan proses menulis juga tidak selalu berjalan lancar. Ada kalanya penulis menemui titik jenuh dan kesulitan untuk melanjutkan cerita. Laksana adalah seorang sastrawan, penulis novel, cerpen, dan banyak buku lainnya. Dalam buku kedua tentang creative writing ini, Laksana mencoba untuk menjabarkan mengenai tips dan trik bagaimana menulis cerpen hingga novel sampai tuntas. Tak hanya itu, dengan membaca buku ini, kamu akan diajak untuk membahas mengenai hal-hal mendasar dalam menulis kreatif. Seperti cara membuat adegan dan plot yang menarik, sudut pandang beragam namun dengan cerita yang tidak bertele-tele. 4. Buku Sakti Menulis Cerpen – Ainun Mas Untuk kamu yang ingin menjadi penulis namun bingung hendak memulai darimana, maka buku ini adalah pilihan terbaik untuk dibaca. Buku ini akan mengajarkan kamu banyak hal tentang dunia kepenulisan terutama tentang cerpen dari yang sangat dasar. Di dalam buku ini berisi petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan agar cerita pendek yang kamu buat menjadi menarik dan disukai banyak orang. Selain itu, terdapat pula rumus-rumus untuk menumpas kegalauan dalam menulis, hingga tips-tips dari penulis terkenal yang dapat kamu ikuti. 5. Menulis Novel dengan Bahagia – Eriyandi Budiman Kegiatan menulis memang menyenangkan, apalagi jika kamu termasuk orang yang suka membaca dan tahan untuk berhadapan dengan buku berlama-lama. Namun, terkadang menulis juga dapat membawa kejenuhan yang menjemukan. Menyebabkan stres dan memicu ketidakbahagiaan. Karena itu, jika kamu benar-benar ingin serius menjadi penulis, proses kreatif dalam menulis perlu benar-benar kamu perhatikan. Buku ini adalah salah satu yang bisa kamu gunakan sebagai panduan agar ketika menulis sebuah novel, kamu tetap dapat enjoy dan merasa bahagia! 6. Jurnal Menulis - Gita Romadhona Selain untuk hobi, menulis juga memiliki banyak manfaat. Salah satunya yang penting adalah menulis dapat menjadi media terapi yang efektif untuk diri sendiri. Dengan menulis, secara tidak langsung kita berlatih mengekspresikan ide dan pikiran serta latihan melepas emosi yang tertahan. Selain itu, jika kamu yang memiliki keinginan menjadi penulis profesional, berlatih menulis terus menerus pasti akan meningkatkan kemampuan. Buku setebal 125 halaman ini berisi 100 ide latihan menulis di rumah yang akan sangat berguna untukmu membangun keterampilan menulis. Terdapat pula materi menulis dasar, kebahasaan, serta tips dan trik agar ide lancar serta buku ini membantu menciptakan konsistensi untuk semangat berlatih menulis. Itulah enam rekomendasi buku supaya lebih jago menulis. Jika kamu tertarik membacanya, seluruh buku dapat kamu beli di Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. Selamat membaca!
Andapasti akan berterima kasih atas hadiah yang ia berikan dengan perhatian yang besar itu. 2 Alkitab adalah hadiah dari Allah yang benar-benar dapat kita syukuri. Buku yang unik itu menyingkapkan hal-hal yang tidak akan pernah kita ketahui dari buku-buku lain. Misalnya, Alkitab menceritakan tentang penciptaan langit yang penuh bintang, bumi
Buku Keterampilan Berbahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, is a textbook for Primary Education Teacher Program, it includes 5 chapters, there is background, Listening Skill, Speaking Skill, Reading Skill, and Writing Skill. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free i DAFTAR ISI Halaman Halaman sampul .............................................................................................. i Kata Pengantar ............................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Pengertian Tanda Baca ...................................................................... 2 B. Jenis Jenis Tanda Baca &Contoh Penggunaanya ............................. 4 C. Kesimpulan ........................................................................................ 30 BAB II. KETERAMPILAN MENYIMAK Keterampilan Menyimak ................................................................... 31 A. Pengertian Menyimak .................................................................. 31 B. Tujuan Menyimak ....................................................................... 34 C. Jenis Menyimak ........................................................................... 36 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Murid Menyimak di Sekolah Dasar........................................................ 41 E. Upaya Meningkatkan Kemampuan Murid Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar .......... 44 F. Strategi Pembelajaran Menyimak di SD ..................................... 51 BAB III KETERAMPILAN BERBICARA .................................................... 59 A. Pengertian Keterampilan Berbicara ............................................. 59 B. Tujuan Berbicara ......................................................................... 64 C. Jenis-jenis Berbicara .................................................................... 64 D. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara ............................... 66 E. Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara ......................................... 66 F. Faktor Penghambat kegiatan Berbicara ....................................... 68 ii G. Langkah-langkah Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ............................................. 69 BAB IV KETERAMPILAN MEMBACA .............................................. 72 A Pengertian Membaca ..................................................................... 72 B. Tujuan Membaca ......................................................................... 77 C. Tujuan Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar ...................... 77 D. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca .................. 73 E. Teknik-teknik Membaca .............................................................. 86 BAB V KETERAMPILAN MENULIS .................................................... 89 A. Pengertian Menulis ...................................................................... 89 B. Tujuan Menulis ............................................................................ 90 C. Teknik Pembelajaran Menulis ..................................................... 80 D. Kesimpulan .................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99 iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, buku yang berjudul “Keterampilan Berbahasa Untuk Pendidikan Dasar” buku ini terdiri dari 5 bab yang meliputi pada Bab Tanda Baca, Bab II, Keterampilan Menyimak. Bab III Keterampilan Berbicara. Bab IV Keterampilan Membaca dan Bab V Keterampilan Menulis Penulisan buku ini dapat diselesaikan berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa banyak sumbang saran, kritik dan teguran yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga mendorong kami untuk bekerja lebih giat dalam menyelesaikan buku ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih mempunyai kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaannya .Untuk itu, kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu memberikan saran dan kritikan membangun untuk melengkapi buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa, dan masyarakat umum di seluruh Indonesia dalam mengembangkan budaya berbahasa dengan baik dan benar sesuai dengan kaidahnya dalam rangka meningkatkan keterampilan berbahasa untuk diterapkan baik di dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari hari. Makassar, 5 Mei 2021 Penulis 1 BAB I PENDAHULUAN Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan seperti titik, koma, titik dua. Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap bacaan. Tanpa tanda baca, pembaca akan sulit mengerti maksud dari penulis melalui bacaan itu. Bayangkan saja apabila tidak ada tanda baca, misalnya saja tanda titik ., tentu para pembaca kebingungan menentukan antarhubungan kalimat dan maksud dari kalimat itu karena semuanya tersambung tanpa jeda. Dengan demikian, tanda baca sangat dibutuhkan dalam sebuah penulisan artikel sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Perlu memahami dan menggunakan tanda baca dengan baik dan benar, terutama masalah salah meletakkan tanda titik . dan tanda koma ,. Kesalahan yang sering terjadi, misalnya kurangnya tanda titik . pada suatu singkatan. Contoh, singkatan “St” pada “SMAK St. Louis Surabaya”, yang seharusnya disingkat "St.” dengan tanda titik . setelahnya. Tak hanya itu, masih banyak kesalahan lain, seperti salah memberi atau meletakkan tanda dan kelebihan memberi tanda. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa, salah satunya kesalahan yang banyak dibuat oleh para penulis artikel, terutama di artikel-artikel internet dan makalah, yang secara tak langsung ditiru oleh para pembaca. Kesalahan bisa juga disebabkan oleh 2 pengaruh dari bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, karena memang peraturan penggunaan tanda baca antrabahasa bisa berbeda. Namun, masyarakat Indonesia wajib menggunakan yang sesuai dengan peraturan penggunaan tanda baca yang tepat. Oleh karena itu, buku ini ditujukan untuk memberikan pemahaman mengenai jenis-jenis tanda serta diharapkan dapat membantu masyarakat dan pembaca sekalian dalam memahami tanda baca sehingga dapat menggunakannya dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. A. Pengertian Tanda Baca Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Pengertian tanda baca secara umum adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan. Adapun pengertian tanda baca menurut pakar, yaitu 3 1. Menurut Drs. Abdullah, tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk menjelaskan maksud penulis agar informasi disampaikan tanda serah terima oleh pembaca. 2. Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah tanda – tanda atau gambar – gambar yang menggambarkan unsure - unsure suprasemental dalam tutur untuk memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya. 3. Menurut Prof. Dr. dalam bukunya yang bejudul Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, halaman 33 mengemukakan bahwa tanda baca ialah lambang – lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan yang bukan bunyi – bunyi bahasa fonem – fonem. 4. Menurut Fachruddin, dalam buku bahasa Indonesia buku Pegangan Mata Kuliah Dasar Umum halaman 33 tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk melambangkan bahasa. 5. Menurut KBBI, tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan seperti titik, koma dan lain sebagainya. Tanda baca adalah yang tidak berhubungan dengan fonem pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan. 4 B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya 1. Tanda Titik . a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh - Saya suka makan kue. - Ibuku tinggal di Surabaya. - Ibu membeli ikan di pasar. Kemudian ibu memasaknya. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contoh - Irwan S. Gatot - George W. Bush - Budi U. Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh Dwiki Halla c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh - Dr. doktor - sarjana ekonomi 5 - Kol. kolonel - Bpk. bapak d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh - dll. dan lain-lain - dsb. dan sebagainya - tgl. tanggal - hlm. halaman e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh - Pukul pukul 7 lewat 10 menit 12 detik - jam 1 jam, 20 menit, 30 detik f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh Desa Maju berpenduduk orang. g. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Contoh - III. Departemen Pendidikan Nasional A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 6 B. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini 2. … - 1. Patokan Umum Isi Karangan Ilustrasi Gambar Tangan Tabel Grafik - 2. Patokan Khusus … … h. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Contoh - Sucipto. Adi. 2014. Cara Belajar yang Benar. Cirebon Gramedia. - Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Sekretariat Negara. i. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak dengan huruf tebal. 7 Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat. j. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Contoh DPR Dewan Perwakilan Rakyat SMA Sekolah Menengah Atas PT Perseroan Terbatas WHO World Health Organization UUD Undang-Undang Dasar SIM Surat Izin Mengemudi Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RAPIM rapat pimpinan k. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh Cu tembaga 52 cm l liter 8 l. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. contoh - Belajar Berbahasa Indonesia - Tabel hasil pertanian Desa Makmur m. Tanda titik tidak dipakai pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik. Contoh - Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, - Dia memerlukan meja, kursi, dsb. - Dia mengatakan, “kaki saya sakit.” n. Tanda titik tidak dipakai di belakang 1 nama dan alamat penerima surat, 2 nama dan alamat pengirim surat, dan 3 di belakang tanggal surat. Contoh - Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif Rahmad 43 Palembang - Adinda Jalan Diponegoro 82 Jakarta - 21 April 2008 9 2. Tanda Koma , a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Contoh Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan dengan koma sebelum "dan"] Contoh penggunaan yang salah Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan tanpa koma sebelum "dan"] b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. Contoh - Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya. - Ini bukan buku saya, melainkan buku ayah saya. - Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca puisi. c. 1 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh - Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. - Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. - Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. 10 2 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh - Saya tidak akan datang kalau hari hujan. - Ia lupa akan janjinya karena sibuk - Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang lulus. d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, dengan demikian, dan meskipun begitu. Contoh - Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri. - Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar. - Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapapun. e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. 11 Contoh - O, begitu. - Wah, indah sekali bunga mawar di rumahmu. - Hati-hati, ya, jalannya licin. - Mas, kapan pulang ? - Mengapa kamu diam, Dik ? - Kue ini enak, Bu. f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh - Kata ibu, “Saya gembira sekali.” - “Saya gembira sekali,” kata ibu,”karena lulus ujian.” g. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh - "Di mana Ani tinggal?" tanya Ali. - “Masuk ke kelas sekarang!” perintahnya. h. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. 12 Contoh - Sir. Abdullah, Jl. Toddopuli Raya Timur Dl-24, Makassar - Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar, JL. Tidung 5, Makassar - Surabaya 2 Januari 1992 - Tokyo, Jepang i. Tanda koma dipakai untuk memisahka bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh - Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta Restu Agung. - Halin, Amran Ed. 1976. Politk Bahasa Nasional. Jakarta Pusat Bahasa. - Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta PT Wikipedia Indonesia. j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Contoh - Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 Jakarta Pustaka Rakyat, 1950, 13 - Hilman, Hadikusuma, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia Bandung Alumni, 1977, hlm. 12. - Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang Jogjakarta UP Indonesia, 1967, hlm. 4. k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh - Dian Ekawati, - Siti Khadija, l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh - 33,5 m - 27,3 kg - Rp500,00 m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh - Dosen kami, Dr. Syamsuddin, disiplin sekali. 14 - Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih - Semua murid baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara. n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh -Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini. -Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. Bandingkan dengan Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini dalam pengembangan kosakata. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian saudara. 3. Tanda Titik Koma ; a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Contoh - Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju celana, dan kaos; pisang, apel, dan juruk. 15 - Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan asset organisasi. b. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalmat majemuk setara. Contoh - Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru dibeli ayahnya. - Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar. c. Tanda titik koma ; digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Contoh Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini 1 Berkewarganegaraan Indonesia; 2 Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya; 3 Berbadan sehat; 16 4 Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Tanda Titik Dua a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau perincian. Contoh - Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga kursi, meja, dan lemari. - Fakultas itu mempunyai dua jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. - Sifat benda saat menghantarkan listrik ada dua isolator dan konduktor b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerincian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh - Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. - Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan. c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerincian. Contoh - Ketua Ali 17 Sekretaris Rijal Bendahara Khaedar - Tempat Gedung AC 105 Pascasarjana UNM Pembawa Acara Citra Sufiani Alamsyah Hari, tanggal Senin, 7 Desember 2015 Waktu d. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh Ibu "Jangan lupa sebelum tidur, kamu haus mengosok gigi dan cuci kaki! " Fitri "Siap, Bu!" e. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota dan penerbit buku dan acuan dalam karangan. Contoh - Tempo, I 1971, 347 - Surah Yasin 9 - Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup Sebuah Studi, sudah terbit. - Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta Pusat Bahasa. 18 f. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan perbandingan. Contoh - Perbandingan murid laki-laki terhadap perempuan adalah 21. - Perbandingan anak yang senang belajar matematika dan tidak senang adalah 13 5. Tanda Hubung - a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh - anak-anak, - berulang-ulang, - kemerah-merahan Tanda ulang singkatan seperti pangkat 2 hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Contoh - p-e-n-g-u-r-u-s - 25-10-1991 19 c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Perhatikan perbedaannya - ber-evolusi dengan be-revolusi - duapuluhlima-ribuan20×5000 dengan dua-puluh-lima-ribuan 1×25000. - Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah - Anak-ibu yang pintar dengan anak ibu-yang pintar d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan. 1 se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital Contoh se-Indonesia 2 ke- dengan angka Contoh anak ke-3 3 angka dengan –an contoh tahun 200-an 4 Singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata Contoh KTP-nya, dan sinar-x 5 Nama jabatan rangkap. Contoh Menteri-Sekretaris Negara e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh 20 - di-smash - pen-tackle-an - men-scan f. Tanda hubung dipakai menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh - Di samping cara lama diterapkan juga ca-ra baru. - Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga-ding yang tak retak. 6. Tanda Pisah –, — a. 1 Tanda pisah em — dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh - Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar. - Desa maju—saya harapkan—akan menjadi desa yang sejahtera. 2 Tanda pisah — dipakai untuk menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. 21 Contoh - Rangkaian penemuan ini—teori evolusi dan teori atom—telah mengubah pandangan kita tentang alam semesta. - Gerakan pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus ditingkatkan. b. 1 Tanda pisah en – dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke' atau 'sampai'. Contoh - 1919–1921 - Medan–Jakarta - 10–13 Desember 1999 2 Tanda pisah en – tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang −. Contoh - dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65 - antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499 - −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C 7. Tanda Elipsis ... a. Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama. 22 Contoh - Kalau begitu ... , marilah kita laksanakan. - Jika saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan. b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contoh - Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. - Pengetahuan dan pengalaman kita … masih sangat terbatas. Catatan Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Contoh Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat …. 8. Tanda Tanya ? a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh - Kapan ia berangkat? - Saudara tahu, bukan? b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 23 Contoh - Ia dilahirkan pada tahun 1683 ?. - Uangnya sebanyak 10 juta rupiah ? hilang. 9. Tanda Seru ! Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh - Alangkah mengerikannya peristiwa itu! - Bersihkan meja itu sekarang juga! - Sampai hati ia membuang anaknya! - Merdeka! Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau Ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama. 10. Tanda Kurung a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh - Bagian keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham secara berkala. - Anak itu tidak memiliki KTP Kartu Tanda Penduduk 24 - Dia tidak membawa SIM Surat Izin Mengemudi b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh - Satelit Palapa pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. - Pertumbuhan penjualan tahun ini lihat Tabel 9 menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh - Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokaina - Pembalap itu berasal dari kota Medan. d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Contoh - Pemasaran itu menyangkut masalah a produk, b harga, c tempat, dan d promosi. - Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan 1 akta kelahiran, 2 ijazah terakhir, dan 3 surat keterangan kesehatan. 25 Catatan Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah. Contoh Dia senang dengan mata pelajaran a Fisika b Kimia c Biologi 11. Tanda Kurung Siku [...] a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh - Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. - Ia memberikan uang [kepada] anaknya. b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh - Persamaan kedua proses ini lihat pada materi sebelumnya [halaman 34-35] perlu dijelaskan lagi. 26 12. Tanda Petik "..." a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain. Contoh - "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!" - Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia." b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair/puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh - Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. - Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. - Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh - Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. - Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai". 27 d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh - Kata Tono, "Saya juga minta satu." - Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut? " e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh - Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". - Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya. 13. Tanda Petik Tunggal '...' a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Contoh - Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" - "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan. 28 b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan. Contoh - Terpandai 'paling pandai' - Retina 'dinding mata sebelah dalam' c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh - feed-back 'balikan' - dress rehersal 'gladi bersih' - tadulako 'panglima' 14. Tanda Garis Miring / a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran. Contoh - No. 7/PK/1973 - Jalan Kramat III/10 - tahun anggaran 1985/1986 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun. 29 Contoh - Dikirimkan lewat darat/laut - Harganya - Tindakan penipuan dan/atau penganaiyaan. Catatan Tanda garis miring ganda // dapat digunakan untuk membatasi penggalan penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah. 15. Tanda Penyingkat Apostrof' Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh - Ali 'kan kusurati. 'kan = akan - Malam 'lah tiba. 'lah = telah - 1 Januari '88 '88 = 1988 Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa. C. Kesimpulan Fungsi-fungsi tanda baca adalah tanda-tanda yang dipakai didalam sistem ejaan. Tanda baca adalah salah satu dari sekian jenis Ortografi. Tanda baca banyak sekali jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi. 30 Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi. Berikut ini ada beberapa jenis tanda baca antara lain tanda titik ., tanda koma ,, tanda titik koma ;, tanda titik dua , tanda hubung -, tanda Pisah ––, tanda elipsis ..., tanda tanya ?, tanda Seru !, tanda Kurung ..., tanda kurung siku [...], tanda petik "...", tanda petik tunggal '...', tanda garis miring /, tanda penyingkat Apostrof'. 31 BAB II KETERAMPILAN MENYIMAK A. Pengertian Menyimak Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening Comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar. Menurut Poerwadarminta 1984 941 “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu. Dengan kata lain menurut Tarigan 1993 19 “Dalam proses menyimak juga terdapat proses mendengar, 32 tetapi tidak selalu terdapat proses menyimak di dalam suatu proses mendengar.” Kalau keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami makna komunikasi. Menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya. Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang bercakap, penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si 33 pembicara. Dengan demikian, mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda. Telah dikemukakan di atas, bahwa dalam menyimak kegiatan mental lebih aktif daripada mendengar. Dalam menyimak, terdapat proses mental mulai dari proses mengidentifikasikan bunyi, proses menyusun pemahaman dan penafsiran, proses penggunaan hasil pemahaman sampai penafsiran. Proses mengidentifikasian bunyi merupakan suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna bunyi tersebut. Dalam proses ini barulah pada fase-fase mendengar. Proses penyusunan pemahaman dan penafsiran menunjuk kepada cara pendengar menyusun suatu penafsiran sebuah kalimat dari si pembicara, mulai dari identifikasi bentuk-bentuk bunyi sampai kepada pembentukan sebuah penafsiran yang sama dengan yang dimaksudkan oleh si pembicara tadi. Proses penggunaan menunjuk kepada upaya pendengar untuk menggunakan hasil penafsiran untuk tujuan selanjutnya, misalnya, mengakomodasi informasi, menjawab pertanyaan, menurut perintah, menanamkan harapan. Selanjutnya Achsin dan Djirong 1985 17 menambahkan “Proses menyimpan atau mengingat sebagai bagian dari suatu proses menyimak.” Pada uraian terdahulu 34 telah dijelaskan bahwa menyimak bukan hanya mendengarkan. Mendengar hanya taraf penerimaan bunyi tanpa memerhatikan makna yang terkandung dalam bunyi itu. Dalam kegiatan menyimak setelah proses penerimaan bunyi terjadi aktivitas mental dalam berbagai tingkat yaitu proses pembentukan pemahaman, proses pemanfaatan, dan proses penyimpanan dalam ingatan jangka panjang. Pesan atau informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut pada saat diperlukan dapat muncul kembali dipermukaan dalam bentuk kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman. Menyimak 1. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujuan agar ia dapat memeperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara 2. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau 35 diperdengarkan atau dipagelarkan teruatama sekali dalam bidang seni. 3. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain 4. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu misalnya pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan pendebatan. 5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan arti distingtif, mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli native speaker 7. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat 36 memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan. C. Jenis Menyimak Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Sutari, 1998 47 adalah sebagai berikut 1. Menyimak ekstensif extensive listening 2. Menyimak intensif intensive listening 3. Menyimak sosial social listening 4. Menyimak sekunder secondary listening 5. Menyimak estetik aesthetic listenings 6. Menyimak kritis critical listening 7. Menyimak konsentratif consentrative listening 8. Menyimak introgatif introgative litening 9. Menyimak penyelidikan exploratory listening 10. Menyimak pasif passive listening 11. Menyimak selektif selective listening Jenis-jenis menyimak sebagai dikemukakan tersebut diuraikan sebagai berikut 37 a. Menyimak ekstensif extensive listening Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Pada umumnya, sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio, televisi, dan sebagainya. b. Menyimak intensif intensive listening Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh para murid. c. Menyimak sosial social listening Menyimak sosial atau menyimak konversasional conversational listening ataupun menyimak sopan courtens listening biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-repons yang pantas, 38 mengikuti detail-detail yang menarik, dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan. d. Menyimak sekunder secondary listening Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif casual listening dan extensive listening misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan tulisan tangan. e. Menyimak estetik aesthetic listening Menyimak estetik yang juga disebut menyimak apresiatif apreciational listening adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid. f. Menyimak kritis critical listening Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya atau tiadanya 39 keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran. g. Menyimak konsentratif consentrative listening Menyimak konsentratif sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat. h. Menyimak kreatif Creative listening Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya. i. Menyimak introgatif introgative litening Menyimak introgatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta 40 mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi atau mengenai jalur khusus. j. Menyimak penyelidikan exploratory listening Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik. k. Menyimak pasif passive listening Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu. l. Menyimak selektif selective listening Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. 41 Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemampuan Menyimak Menurut Tarigan 1993 48 bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan kemampuan menyimak antara lain 1. faktor keterbatasan sarana, Keterbatasan sarana yang dimaksudkan di sini adalah belum tersedianya buku-buku dan alat-alat lainnya yang memadai, kondisi ruangan belajar yang belum kondusif turut pula mempengaruhi pengajaran menyimak dan jumlah murid yang terlalu banyak di kelas serta masih kurangnya sekolah yang memiliki laboratorium bahasa. 2. faktor kebahasaan, Kendala utama di dalam pengajaran menyimak adalah faktor yang bersifat kebahasaan yaitu mulai dari mengenal bunyi di tingkat fonologis, kata, kalimat, dan ujaran wacana sampai kepada menangkap, menyimpan isi ujaran serta kemampuan menyimpan hasil simakan. Di samping itu, masih ada faktor lain misalnya tanda baca serta tanda-tanda suprasegmental antara lain; tekanan, aksen, jeda, dan 42 intonasi yang juga merupakan masalah bagi murid, terutama di dalam mempelajari bahasa asing. 4. Faktor biologis, Murid yang pendengarannya kurang baik, karena mungkin ada organ-organ pendengarannya tidak berfungsi dengan baik, sudah pasti akan mengalami kesulitan dalam menyimak. Dengan demikian dalam pengelolaan kelas seorang guru harus jeli memerhatikan keadaan muridnya. Murid yang kurang tajam pendengarannya, sebaiknya didudukkan di bangku paling depan atau murid yang kurang baik pendengarannya di sebelah kiri jangan di tempatkan paling kanan ruangan kelas, demikian pula sebaliknya. 5. faktor lingkungan, Lingkungan yang dimaksud di sini adalah di mana sekolah itu berada. Kalau lingkungan sekolah atau kelas itu penuh dengan suara kegaduhan, kebisingan, kehiruh-pikukan bunyi kendaraan lalu lintas di sekelilingnya, maka sudah pasti hasilnya tidak akan sebaik apabila pengajaran menyimak itu dilaksanakan di dalam suasana kondusif atau lingkungan yang tenang. 43 6. faktor guru, Guru yang penampilannya simpatik, terampil menyajikan materi pengajaran dan menguasai bahan pengajaran akan lebih berhasil di dalam mengajar menyimak daripada guru yang mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dari sifat-sifat yang dikemukakan di atas. 7. faktor metodologi, Guru yang kurang menguasai sesuatu metode yang digunakannya pasti kurang berhasil di dalam mengajar, demikian pula guru yang hanya mengetahui dan menggunakan hanya satu metode, sudah barang tentu hasilnya akan kurang dibandingkan dengan guru yang menguasai dan menggunakan banyak metode mengajar menyimak yang lebih baik. 8. faktor kurikulum Kurikulum yang disusun dengan baik dan jelas, akan sangat membantu guru-guru dalam mengajar menyimak. Materi menyimak di dalam kurikulum yang tidak terlalu padat atau berbelit-belit dan diorganisasikan dengan baik akan memudahkan guru mengajar menyimak. Begitu pula tingkat kesulitan bahan pengajaran menyimak dalam kurikulum hendaknya disesuaikan dengan perkembangan murid, 44 baik perkembangan kebahasaan maupun perkembangan kematangan psikologis. 9. faktor-faktor tambahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variabel-variabel yang dapat berpengaruh terhadap pemahaman dari hasil pendengaran listening comprehension. faktor-faktor tersebut Sutari, 1998 68 adalah sebagai berikut 1 Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah; 2 Tak banyak mengenal validitas dan reliabilitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian; 3 Karena sebagian besar penelitian belum terkoordinir dengan baik. D. Upaya Meningkatkan Kemampuan Murid Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada murid sekolah sekolah dasar, ada beberapa teknik yang perlu ditempuh Tarigan, 1993 61 yaitu a. Teknik loci Loci System Salah satu teknik mengingat yang paling tradisional adalah teknik loci. Teknik ini pada dasarnya memberikan cara mengingat pesan dengan memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus diingat. Teknik ini dilakukan 45 dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yang ada di sekitar kita dan mencocokkan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi-lokasi tersebut. b. Teknik penggabungan Teknik yang ke dua adalah teknik penggabungan link system, teknik ini memberikan gagasan tentang cara mengingat, yaitu dengan menghubungkan menggabungkan pesan pertama yang akan diingat dengan pesan ke dua, ke tiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama pesan yang akan dimata-rantaikan, anda pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan anda pada item tadi. c. Teknik Fonetik Sistem lain yang lebih kompleks tetapi cukup efektif adalah teknik fonetik atau phonetic system. Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan tadi serta bunyi-bunyi, dengan pesan yang akan diingat. 46 d. Teknik pengelompokan kategorial Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian yang dapat digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi. e. Teknik Pemenggalan Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan yang Apabilah mendengar orang menyebutkan nomor telepon, misalnya 6651814, maka agar mudah mengingatnya kita memenggal, kelompok angka itu menjadi 665-18-14, atau 66-51-814 dan sebagainya. f. Konsentrasi Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya berkomonikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja. Teknik atau cara menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di Sekolah Dasar. 47 Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi murid Adapun beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses mengajar di Sekolah Dasar, di antaranya adalah 1. Teknik Ulang – Ucap Menirukan Teknik atau cara ini biasa digunakan guru pada murid yang belajar bahasa permulaan, baik belajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini dugunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas oleh guru. Dengan Teknik ini, pertama – tama guru mengucapakan kata – kata yang sederhana, seperti “ mata “,misalnya, kemudian guru menperjelas kata tersebut dengan cara mendemonstrasikannya, guru mengunakan jari tangannya untuk menunjuk salah satu bagian wajahnya , yaitu mata. Langkah kedua, guru mengucapkan kata “mata” dengan jelas dan keras, murid diminta menyimaknya dengan baik, kemudin menirukan apa yang diucapkan guru. Langkah ketiga, guru memberikan latihan ekstensif dengan mengulang kata – kata yang sudah dikenalkan, kemudian menambah kosa kata serta mengenalkan sturktur kalimat kepada murid sampai murid dapat mengucapkan kata – kata dengan tepat, dan akhirnya menggunakan kata itu dalam struktur yang sederhana. 48 2. Teknik Informasi Beranting Guru memberikan informasi kepada salah seorang murid kemudian informasi tersebut disampaikan kepada murid didekatnya; begitu seterusnya, informasi disampaikan secara beranting. Murid yang menerima informasi terakhir, mengucapakan keras – keras informasi tersebut di hadapan teman – temannya. Dengan demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau tidak. Jika tetap sama, berarti daya simakmurid sudah cukup baik, akan tetapi, bila informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya simak murid masih kurang. Contoh Informasi Andi membeli Mie bersama Rani tadi pagi. 3. Teknik Satu Mulut Satu Kelas Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau cerita di hadapan , dan murid diminta menyimak baik – baik. Sebelum murid menyimak, guru memberi penjelasan tentang apa – apa yang perlu disimak. Setelah guru selesai membacakan, guru dapat meminta murid. Contoh a. Menceritakan kembali isi materi yang disimaknya b. Menyebutkan urutan ide pokok dari apa yang disimak c. Menyebutkan tokoh atau pelaku cerita dari apa yang disimaknya 49 d. Menemukan makna yang tersurat dari apa yang disimaknya e. Menemukan makna yang tersirat dari apa yang disimaknya f. Menemukan ciri – cirri atau gaya bahasa yang digunakan dalam wacana yang dibacakan g. Menilai isi dari apa yang disimaknya Pertanyaan – pertanyaan yang disampaikan guru kepada murid tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam penggunaan teknik ini, guru dituntut untuk dapat membaca dengan baik sesuai dengan jenis wacana yang dibacanya. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan bahan bacan dan cara membacanya, jangan sampai mengalami kesulitan memahami isi yang disimaknya hanya karena pembacaan yang kurang siap. 4. Teknik Satu Rekaman Satu Kelas Guru Terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset tape recorder ,CD, ataupun Laptop yang berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita / dongeng, drama, dan sebagainya. Kemudian guru memberi petunjuk – petunjuk sebelum kaset diputar tentaang hal – hal yang perlu disimak. Setelah itu guru memutar rekaman yang telah disiapkan sebelumnya 50 dongeng, misalnya . Murid diminta menyimak baik – baik. Rekaman dapat diputar ulang bila murid belum dapat mengikuti tentang apa yang diputar. Kemudian murid diberikan tugas menjawab pertanyaan – pertanyaan untuk menguji pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya. 5. Teknik Group Cloze Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana sekali,murid diminta menyimak baik – baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana tersebut dengan cara membaca paragraph awal penuh,sedangkan paragraph berikutnya ada beberapa kata atau kelompok kata yang itu, tugas murid adalah memikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong dengan kata – kata atau peristilahan atau kelompok kata yang asli dari wacana yang dibacakan sebelumnya. 6. Teknik Parafrase Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi untuk disimak oleh murid. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah disiapkan dengan jelas. Kemudian setelah selesai menyimak, murid secara bergiliran disuruh menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya dengan kata – kata sendiri. 51 Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan perkembangan kebahasaan murid, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai tujuan. 7. Teknik Simak Libat Cakap Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam pembicaraan. Dalam pelaksanaan teknik ini guru dapat menugaskan murid mengdakan wawancara, misalnya dengan guru wali. Sebelum mengadakan wawancara, murid diminta menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang yang diwawancarai. Tugas selanjutnya murid menyusun hasil wawancara yang kemudian diserahkan kepada guru untuk diteliti. 8. Teknik Simak Bebas Libat Cakap. Teknik ini senada dengan teknik libat cakap yang memetingkan keterlibatan penyimak dalam pembicaraan. Penyimak di sini hanya berlaku sebagai pemerhati yang penuh minat, tekun menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara sehingga penyimak dapat memahami isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, menganalisis apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi pembicaraan. E. Strategi Pembelajaran Menyimak di SD Pembelajararan Menyimak di SD Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh manusia sebelum menguasai 52 keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Ahli perkembangan anak menyatakan bahwa ketika anak baru lahir, komunikasi pertama yang dikuasainya adalah mendengarkan. Anak mendengar ibunya mendendangkan lagu, mendengar ibunya. menimang-nimangnya, juga mendengar ibunya berbicara dengan ayahnya atau dengan orang lain. Setelah itu anak mulai menirukan ucapan-ucapan yang biasa diucapkan orang dewasa disekitarnya. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa lisan. Kemampuan berbahasa lisan anak akan terus berkembang dan berlanjut sampai dia masuk sekolah, bahkan sampai dia dewasa. Menyimak sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki tujuan untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Tujuan pembelajaran menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu murid ketika belajar membaca dan menulis. Pelajaran menyimak oleh kebanyakkan guru dianggap tidak perlu diajarkan karena sudah implisit ke dalam ketiga komponen keterampilan bahasa yang lain. Ada juga beranggapan bahwa “mendengar” atau “menyimak” adalah suatu yang bersifat refleksif seperti hanya dengan “bernafas”. Namun dipihak lain, mengemukan juga pendapat, menyimak perlu diajarkan karena tanpa 53 kemampuan menyimak tidak akan mungkin di peroleh keterampilan yang lain. Menyimak pada dasarnya adalah keterampilan dasar yang mendasari keterampilan yang lain membaca, menulis, berbicara. Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan Sejalan dengan tuntutan pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat pada murid dalam pembelajaran menyimak, guru dituntut untuk memberi peluang kepada murid untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya. Fenomena selama ini, pembelajaran cenderung didominasi oleh guru. Guru lebih banyak berbicara dan anak lebih banyak mendengarkan baik dalam kegiatan klasikal maupun kelompok. Pemberian kesempatan kepada murid untuk saling menyampaikan pendapatnya secara lisan dalam bentuk diskusi sangat besar artinya. Kesempatan ini juga dapat merupakan latihan untuk murid mengemukakan kritik yang kontsruktif. Kritik yang konstruktif, yang mengandung suatu pemecahan masalah harus disampaikan secara sopan. Yang menerima kritik perlu bersikap terbuka agar dapat memanfaatkan kritik yang konstruktif tersebut. Suasana demikian ini diharapkan dapat menimbulkan sikap tenggang rasa dan saling menghormati. Keberhasilan suatu 54 pembelajaran menyimak bergantung pada adanya dua kondisi. a. Materi Pembelajaran Menyimak Agar murid mudah memperoleh kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa Indonesia, sebaiknya kegiatan pembelajaran diurutkan sesuai dengan kemampuan murid, yaitu dari yang sangat sederhana sampai dengan yang agak sulit. Berikut ini urutan kemampuan berbicara dan mendengarkan beserta dengan contoh pembelajaran yang dapat dilatihkan guru di kelas melalui kegiatan informal dan melalui permainan. Sebagai salah satu contoh pengajaran menyimak di sekolah dasar diarahkan pada materi dan bentuk pengajaran sebagai berikut. 1. Membiarkan/menyuruh murid menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian mereka disuruh membedakan bunyi meraut pensil, mendorong kursi, membuka pintu, membalik buku, dan lain-lain. 2. Mengajarkan kepada murid bagaimana menerima pesan telepon secara singkat. 3. Membacakan paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa,dan bagaimana. 55 4. Pada pelajaran bahasa Indonesia anak usia jenjang sekolah ini perlu mendapat latihan mengucapkan bunyi-bunyi vokal dan konsonan, seperti ucapan a + i = ai pan – tai se - lai te - ra - tai la – lai ke - de - lai se - ru – nai a + u = au ka - lau pu - lau me - ran – tau si - lau ge - mi - lau ha - ri – mau Vokal-vokal tersebut harus diucapkan jelas dengan membuka mulut dan membentuk mulut sebaik-baiknya, sesuai dengan bunyi yang keluar dari artikulator secara wajar. Guru, sebagai model penutur harus mampu membuat tutur yang jelas dan betul. 5. Pelajaran dikte sangat memerlukan ucapan ,pelafalan yang jelas, pelan, berulang-ulangtiga kali ucapkan sudah cukup, untuk melatih terampil dan tertib kemudian dituliskata, kelompok kata atau kalimat tersebut. 6. Guru bercerita, murid mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian guru menanyakan hal-hal yang benar-benar menarik minat murid dalam isi cerita. 56 7. Bermain berbisik. Pelajaran ini ingin meningkatkan kemampuan mendengar murid. Kegiatan mendengarkan memerlukan konsentrasi dan pemahaman yang tinggi. Posisi murid dapat diatur dalam sesuatu deretan atau bebas untuk duduk dengan memperhatikan giliran yang sudah diatur sebelumnya. Permainan ini dapat berupa sebuah kompetisi berhadiah nilai atau pujian yang berupa motivasi intrinsik. 8. Bermacam-macam pertanyaan tiruan bunyi binatang dapat diberikan untuk melatih mendengarkan cermat. b. Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Menyimak Guru perlu pula memperhatikan langkah-langkah dalam pelajaran menyimak sebagai berikut. 1. Menentukan makna Hal ini penting karena tanpa adanya penjelasan guru, maka murid tidak akan menangkap dan memahami apa yang didengarnya. 2. Memperagakan ekspresi Setelah guru menentukan makna, maka di ulang beberapa kali. Pertama guru berada di depan kelas, dan selanjutnya bergerak kekiri dan ke kanan agar semua murid dapat melihatnya. 3. Menyuruh mengulangi 57 Murid menirukan apa yang disebutkan olehguru sambil melakukan suatu gerak atau menunjuk suatu gambar. 4. Memberikan latihan ekstensif Guru dapat menggunakan berbagai cara misalnya, dengan drill mengulangi kata dan ekspresi yang telah diajarkan dalam situasi yang terbatas, dan dengan kata serta struktur yang terbatas. Apalagi kalau murid diberi kesempatan memanipulasi atau mengeksplorasi media. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena kemampuan berpikir dan kreativitas murid berkembang. Dengan demikian dominasi guru dalam proses pembelajaran dapat diminimalisasi, sehingga pembelajaran yang berpusat pada murid dapat diwujudkan. Jenis media atau alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa termasuk menyimak beraneka ragam. Alat peraga atau media untuk mata pelajaran lain dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena kegiatan menyimak melibatkan alat uditori murid, alat yang dipilih harus disesuaikan. c. Media dan Bahan Pembelajaran Menyimak Media memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Ada dua fungsi utama media dalam pembelajaran. Pertama, media berfungsi untuk memudahkan 58 penyampaian konsep atau materi. Terutama bagi murid kelas awal yang dari segi perkembangan kognitif menurut Piaget masih berada pada tahap pra operasional konkret sangat memerlukan media dalam pembelajaran. Dengan media, murid dapat memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret. Kedua, dengan penggunaan media proses pembelajaran lebih menarik bagi murid. Apalagi kalau murid diberi kesempatan memanipulasi atau mengeksplorasi media. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena kemampuan berpikir dan kreativitas murid berkembang. Dengan demikian dominasi guru dalam proses pembelajaran dapat diminimalisasi, sehingga pembelajaran yang berpusat pada murid dapat diwujudkan. Jenis media atau alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa termasuk menyimak beraneka ragam. Alat peraga atau media untuk mata pelajaran lain dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena kegiatan menyimak melibatkan alat auditori murid, alat yang dipilih haruss disesuaikan. 59 BAB III KETERAMPILAN BERBICARA A. Pengertian Keterampilan Berbicara Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal ini mendorong manusia untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara akan lebih efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain. Dalam kompetensi umum mata pelajaran bahasa Indonesia, berbicara megungkapkan indikator-indikator yang berhubungan dengan mengungkapkan gagasan, menyampaikan sambutan, berpidato, berdialog, menjelaskan, mendiskripsikan, dan percakapan yang lainya yang hanya menyangkut dalam pembelajaran saja. Menurut Nurgiyantoro 1995276 berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar audible dan yang kelihatan visible yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku 60 manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik. Berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Bila keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat diterapkan dalam sehari-hari oleh seluruh guru,murid dan staf sekolah maka akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Sehingga dapat mempesatukan berbagai macam yang berbeda asalnya. Menurut Tuhusetya dan Deni Kurniawan As’ari dalam Rosdiana, 2008 “fungsi khusus bahasa, yaitu sebagai alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda”. Cara yang bisa dilakukan seorang guru untuk mengembangkan ketrampilan berbicara murid adalah 1. Permainan Simulasi Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu bahan pelajaran melalui perbuatan yang bersifat pura – pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah – olah dalam keadaan sebenarnya. 61 2. Dongeng Cara meningkatkan kemampuan berbicara murid dengan dongeng dapat didahului dan dipraktekkan terlebih dahulu oleh guru. Di sini akan menggali keberanian murid untuk tampil ke depan dan mendongeng untuk temannya dengan cara dan gayanya sendiri. 3. Bermain peran Bermain peran merupakan salah satu bentuk aktivitas drama yang didalamnya terdapat aktivitas berbicara. Aktivitas tersebut mencakup lafal, intonasi, jeda, aksentuasi,/ tekanan yang jelas, kemudian penggunaan bahasa yang baik, serta pengorganisasian ide yang terstruktur. 4. Menggunakan strategi Modelling The Way. Modelling the way member waktu murid untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mengilustrasikan ketrampilan berbicara sesuai kelompoknya. Kemudian diberi kesempatan untuk memberikan feedback pada setiap demostrasi yang dilakukan. 5. Cerita Berantai Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian murid dalam berbicara. 62 6. Media gambar dalam bercerita Guru mengembangkan media pembelajaran melalui penggunaan media gambar cerita dengan maksud agar murid dapat menginterpretasikan isi cerita sesuai dengan imajinasinya yang akhirnya murid dapat mengungkapkan kembali isi cerita, mengungkapkan hasil pengamatan dengan bahasa yang runtut, sehingga bermakna. 7. Menyajikan informasi Salah satu bentuk kegiatan penyajian informasi yang sesuai bagi anak – anak kelas 3 – 6 SD ialah menyampaikan laporan secra lisan. Untuk mengingatkan agar murid menggunakan cara –cara yang efektif dalam menyajikan laporan secara lisan, masalah mereka menceritakan hal – hal yang mereka inginkan dari seorang pembicara. 8. Berpartisipasi dalam diskusi Diskusi kelompok merupakan teknik yang paling sering digunakan sebagai teknik pengembangan bahasa lisan yang menuntut kemampuan murid untuk membuat generalisasi dan mengajukan pendapat – pendapat mengenai suatu topik atau permasalahan. 9. Menghibur menyajikan pertanyaan Kadang – kadang murid – murid dapat menyajikan pertunjukan untuk teman, atau teman sekelas, teman – 63 teman dari kelas lain, orang tua dan anggota masyarakat di sekitar gedung sekolah. 10. Sandiwara boneka Pertunjukan sandiwara boneka memberikan kesempatan kepada murid untuk berbagai gagasan daan cerita lewat percakapan, disertai dengan gerakan boneka 11. Bercerita atau membaca puisi secara kor Melalui kegiatan bercerita atau membaca puisi secara kor, smurid dapat mengekspresikan karya sastra. Mereka dapat merasakan keindahan karya sastra lewat ritme, rima, aliterasi, dan suasana batin yang diungkapkan. 12. Bermain Drama Bentuk lain apresiasi sastra secara lisan ialah membacakan naskah drama atau bermain drama. 13. Wawancara Wawancara dapat digunakan oleh murid untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan satu tugas tertentu. Melakukan wawancara membutuhkan ketrampilan berbicara dan menyimak. 14. Bercakap – cakap Bercakap – cakap adalah berbicara secara lisan antara dua atau lebih pembicara. Bercakap – cakap merupakan bentuk ekspresi lisan yang paling alami dan bersifat tidak resmi, tetapi kurang mendapat kesempatan untuk melakukan percakapan khususnya percakapan dalam 64 bahasa Indonesia bagi murid yang berbahasa ibu bahasa daerah, selama berada di sekolah. 15. Laporan Lisan Murid dilatih menyusun laporan sederhana yang menyangkut topik atau tema mata pelajaran. Laporan dapat berupa isi buku, hasil percobaan, hasil pengamatan, ataupun isi cerita. B. Tujuan Berbicara Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan 198315 tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk 199737 tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu 1 menghibur, 2 menginformasikan, 3 menstimulasi, 4 meyakinkan, dan 5 menggerakkan. Seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima 65 oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. C. Jenis-jenis Berbicara 1. Berbicara berdasarkan tujuannya a Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. b Berbicara menghibur c Berbicara membujuk 2. Berbicara berdasarkan situasinya a Berbicara formal b Berbicara informal 3. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya a Berbicara mendadak b Berbicara berdasarkan catatan c Berbicara berdasarkan hafalan d Berbicara berdasarkan naskah 4. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya 1 Berbicara antarpribadi 2 Berbicara dalam kelompok kecil 3 Berbicara dalam kelompok besar 66 dan Strategi Pembelajaran Berbicara Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih murid dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato. Banyak cara untuk meelaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya murid diminta merespons secara lisan gambar yang diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya. Penunjang Kegiatan Berbicara Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan 67 berbicara. Pada saat berbicara diperlukan a penguasaan bahasa, b bahasa, c keberanian dan ketenangan, d kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur. Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor kebahasaan, meliputi 1. Ketepatan ucapan, 2. Penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai, 3. Pilihan kata, 4. Ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya, 5. Ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor nonkebahasaan, meliputi 1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, 2. Pendangan harus diarahkan ke lawan bicara, 3. Kesediaan menghargai orang lain, 4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat, 5. kenyaringan suara, 6. kelancaran, 7. relevansi, penalaran, 8. penguasaan topik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan linguistik dan non kebahasaan nonlinguistik. 68 Penghambat Kegiatan Berbicara Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan. b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit. Hambatan-Hambatan Berbicara Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah akan ditemui hambatan yang datang dari lingkungan sekolah itu sendiri, antara lain a. Adanya pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia dalam keseharian di sekolah tidak lazim. Hal ini tercermin ketika dalam pergaulan sehari-hari sungkan untuk menggunakan bahasa Indonesia, mereka lebih nyaman menggunakan bahasa daerah. 69 b. Belum tersedianya program wajib berbahasa Indonesia dari pemerintah dan berbagai lembaga khususnya lembaga pendidikan. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Untuk mewujudkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia agar dapat diterapkan dalam percakapan sehari - hari, diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah. Upaya itu dapat diterapkan dalam suatu program-program, diantaranya sebagai berikut a. Guru menjadi model bagi murid Kemampuan pokok yang ideal untuk dikuasai guru profesional adalah kemampuan membantu murid belajar efisien dan efektif agar mencapai tujuan optimal Abdulhak, 2008. Murid membutuhkan contoh dari guru yang dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Guru hendaknya memberikan contoh keteladanan dalam berbahasa agar murid dapat menirukan dan melafalkan kata atau kalimat dengan tepat sesuai kaidah yang berlaku. 70 Dalam melaksanakan upaya di atas, maka mereka harus berbicara bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, ruang guru, atau di luar kelas. Bila guru membiasakan untuk selalu berbahasa Indonesia, hal ini dapat membantu murid dalam belajar keterampilan berbicara bahasa Indonesia sehingga guru dapat dijadikan contoh bagi murid dalam bertutur b. Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Modeling The Way Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara bahasa Indonesia perlu menerapkan pendekatan Modeling The Way membuat contoh praktik. Strategi ini memberikan kesempatan kepada murid untuk mempraktikkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui demonstrasi. Dengan pendekatan Modeling The Way dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara murid dapat meningkat dan keberanian murid dalam berbicara semakin berani dan tidak takut salah. c. Adanya penilaian keterampilan berbicara bahasa Indonesia Walaupun pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar, tetapi guru harus mengadakan penilaian keterampilan berbicara pada kesehariannya. Penilaian ini akan menjadi motivasi bagi murid untuk berusaha 71 mempraktikkannya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian murid termotivasi untuk melakukan perbuatan yang sama bahkan berusaha meningkatkannya. d. Sekolah Membuat Program Sehari Berbahasa Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa adalah kondisi eksternal. Kondisi eksternal yaitu faktor di luar diri, seperti lingkugan sekolah, guru, teman sekolah, dan peraturan sekolah. Kondisi eksternal terdiri atas 3 prinsip belajar yaitu 1 Memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yan diharapkan, 2 Pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama di ingat, 3 Penguatan respons yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu. Program sehari berbahasa di tiap sekolah merupakan kondisi eksternal yang efektif untuk mempraktikkan keterampilan berbahasa. Hal ini sudah sangat lazim dilakukan pada pondok pesantren modern, contohnya Pondok Pesantren Gontor yang menerapkan program kepada santrinya untuk sehari berbahasa Arab dan sehari berbahasa Inggris, sehingga santrinya mahir berbahasa Arab dan Inggris. 72 BAB IV KETERAMPILAN MEMBACA A. Pengertian Membaca Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Menurut Burns Haryadi, 1996 32 “membaca sebagai proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu”. Proses tersebut berupa penyandian kembali dan penafsiran sandi. Anderson Haryadi , 1996 32 menyatakan bahwa kegiatannya dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Bahkan menurut Ulit Haryadi 1996 pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya. Sejalan dengan itu, Kridalaksana Sumardi, 1996 32 menyatakan bahwa Membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang - lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam - diam atau pengujaran keras -keras 73 Membaca sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat kesamaan pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis. Komunikasi yang terjadi bergantung pada pemahaman yang dirasakannya melalui semua proses membaca. Oleh karenanya, membaca sering disebut proses dan pengetahuan pembaca, baik kebahasaan maupun nonkebahasaan menentukan keberhasilan kegiatan membaca. Sebab pada hakikatnya penulis pun mengungkapkan gagasannya menggunakan alur berpikir tertentu dan kaidah bahasa yang berlaku. Menurut Rohana 20182 mengatakan bahwa Reading has many benefits, by reading humans acquiring a lot of knowledge, developing speaking skills fluently in speaking, developing creative reasoning, enhancing comprehension of problems, improving the ability to comprehend conceptual concepts of learning or reading, window of the world means obtaining various information from various sources and various directions. Berarti membaca memiliki banyak manfaat, dengan membaca manusia memperoleh banyak pengetahuan, mengembangkan keterampilan berbicara dengan lancar dalam berbicara, mengembangkan penalaran kreatif, meningkatkan pemahaman masalah, meningkatkan kemampuan memahami konsep konseptual belajar atau 74 membaca, jendela dunia berarti memperoleh berbagai informasi. dari berbagai sumber dan berbagai penjuru. Pemahaman guru tentang pembelajaran membaca permulaan di SD diperlukan kemampuan guru memahami konsep dasar membaca permulaan, diantaranya hakekat membaca dan kesiapan murid membaca. Konsep dasar seperti dikemukakan oleh Safi`ie dalam Tahar dan Harris Effendi 1999 5-7 yaitu “ 1 perolehan keterampilan 2 kegiatan visual 3 memahami/mengerti 4 proses berfikir 5 mengolah informasi 6 proses menghubungkan tulisan dengan bunyi 7 Kemampuan mengantisipasi makna”. Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai berikut a. Membaca pada hakekatnya adalah pengembangan keterampilan, mulai dari keterampialan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif seluruh isi bacaan. b. Membaca pada hakekatnya adalah kegiatan visual berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris - baris tulisan, pemutusan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. c. Membaca pada hakekatnya adalah kegiatan memahami dan mengamati kata-kata yang tertulis 75 memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai. d. Membaca adalah sesuatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. e. Membaca pada hakekatnya adalah proses mengolah informasi dalam membaca terjadi proses pengolahan informasi yang dilaksanakan oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. f. Membaca pada hakekatnya adalah proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. g. Membaca pada hakekatnya adalah kemampuan mengantisipasi makna yang terdapat baris - baris dalam tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan bersifat mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna. 1. Tujuan Membaca Menurut Akhadiah, dkk Siahaan 1991 secara umum tujuan membaca dibedakan menjadi a membaca untuk mendapatkan informasi, b membaca dengan tujuan 76 agar citra dirinya meningkat, c membaca untuk melepas diri dari kenyataan, d membaca untuk rekreatif, e membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut a. Membaca untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dimaksud adalah mencakup informasi bisa tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta penemuan dan temuan ilmiah yang canggih. b. Membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat. Seperti membaca karya para calon peneliti, bukan karena berminat terhadap karya tersebut melainkan agar orang memberikan nilai positif terhadapnya c. Membaca untuk melepas diri dari kenyataan, misalnya pada saat merasa jenuh, sedih, bahkan putus asa. Dalam hal ini membaca merupakan submilasi atau penyaluran yang positif. d. Untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan. Bacaan yang dipilih untuk tujuan ini ialah bacaan yang ringan atau jenis bacaan yang disukainya. e. Membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Dalam hal ini bacaan yang dipilih adalah karya yang bernilai sastra. 77 Pada dasarnya membaca dilakukan sebagai upaya memperoleh informasi yang mencakup isi dan memahami makana bacaan. Makna bacaan sangat ditentukan oleh pengalaman pembaca terhadap keadaan yang dijelaskan dalam bacaan. Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar a. Tujuan Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah Sebelum guru mengajar di depan kelas dengan sendirinya dia harus mengetahui terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama muridnya. Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui pemahaman Tujuan Pembelajaran berdasarkan standar kompetensi pada kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Yang termasuk SD kelas rendah adalah kelas 1 dan 2, sedangkan SD kelas tinggi mulai kelas 3 sampai dengan kelas 6. Di samping guru harus memahami kompetensi dasar apa yang akan dicapai dan dikembankan dalam pembelajaran membaca yang tertera dalam kurikulum yang berlaku harus memahami teori membaca yang berhubungan dengan jenis-jenis membaca dan tujuan membaca setiap jenis membaca tersebut. 78 Secara teoretis macam-macam pengajaran membaca seoperti yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka 1983, adalah sebagai berikut a. Pengajaran Membaca Permulaan Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada murid tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana. b. Pengajaran Membaca Nyaring Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga sebagai pengajaran membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring. c. Pengajaran Membaca dalam Hati Pengajaran membaca ini membina murid agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat. 79 d. Pengajaran Membaca Pemahaman Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati. e. Pengajaran Membaca Bahasa Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa murid f. Pengajaran Membaca Teknik Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-pembinaan kemampuan murid menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca nyaring dan pengajaran membaca permulaan. Secara teoretis tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan murid dalam hal-hal berikut ini a. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring. b. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan. c. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek. 80 Menurut Tarigan 1983 ada dua apek yang penting dalam membaca, yaitu a. Keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skills yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah lower order yang mencakup 1 pengenalan bentuk huruf; 2 pengenalan unsur-unsur linguistik fonem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain; 3 pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at print; 4 kecepatan membaca bertaraf lambat. b. Keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi higher order yang mencakup aspek 1 memahami pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal; 2 memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca; 3 evaluasi atau penilaian isi, bentuk; 4 kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Tujuan pengajaran membaca di SD kelas rendah adalah 81 1. Membina kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi pengenalan bentuk huruf. 2. Membina membaca kata-kata dan kalimat sederhana pengenalan unsur linguistik. b. Tujuan Pembelajaran Membaca di Kelas Tinggi Kalau tujuan membaca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanya di sebut Membaca Permulaan, maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut yang penekanannya pada pemahaman. Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih murid dalam keterampilan yang bersifat pemahaman Comprehension Skills yang mencakup aspek-aspek berikut ini 1 Memahami pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal. 2 Memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca. 3 Evaluasi atau penilaian isi, bentuk. 4 Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Selanjutnya Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas rendah masih bersifat mekanis mechanikal skills 82 maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring bersuara, sedangkaan untuk kelas tinggi ditekankan pada pemahaman comprehension skills dan aktivitas yang tepat adalah membaca dalam Membaca dalam hati silent reading dibagi menjadi dua, yaitu a membaca ekstensif extensive reading dan b membaca intensif intensive reading. Membaca ekstensif mecakup 1 membaca survei survey reading, 2 membaca sekilas skimming, dan 3 membaca dangkal superficial reading. Menurut Rohana 2017 membaca intensif mencakup 1 membaca telaah isi content study reading yang terdiri dari i membaca teliti close reading, ii membaca pemahaman comprehension reading, iii membaca kritis critical reading, dan iv membaca ide reading for ideas; 2 membaca telaah bahasa language study reading yang terdiri dari i membaca bahasa asing foreign language reading dan ii membaca sastra literary reading. Berdasarkan aspek-aspek membaca dan jenis-jenis membaca di atas, maka membaca yang harus dilatihkan atau dikembangkan untuk murid SD kelas tinggi sangat kompleks yang mencakup membaca bersuara dan membaca dalam hati. Membaca bersuara disesuaikan dengan kebutuhan dan ditekankan pada teknik membaca yang tepat sebab pada hakikatnya membaca bersuara ini membaca untuk orang lain. Jadi, orang mendengar bacaan itu mudah menangkap atau 83 memahami apa yang didengarnya. Yang termasuk membaca bersuara tertera dalam kemampuan dasar untuk SD kelas tinggi adalah membacakan teks, membacakan dongeng, membacakan puisi, membacakan pengumuman, membacakan teks sambutan/pidato tertulis, dan membacakan cerita lama yang masih populer. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut membaca pemahaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold 1976 ialah a. Faktor Fisiologis Faktor ini mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Keterbatasan neurologis misalnya berbagai cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan murid gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. b. Faktor Intelektual Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang 84 esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat Page dkk., 1980. Terkait dengan penjelasan Heinz tersebut, Wechster dalam Harris dan Sipay, 1980 mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. Secara umum intelegensi murid tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil tidaknya dalam membaca permulaan. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca murid. Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu, dan dapat juga menghalangi belajar membaca. d. Faktor Psikologis Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. 85 C. Teknik-teknik Membaca Pada umumnya, untuk menemukan informasi fokus dengan efisien ada beberapa teknik membaca yang digunakan, antara lain a. Baca-pilih selecting Teknik membaca ini dilakukan dengan cara memilih bahan/bagian bacaan yang dianggap relevan dengan kebutuhan pembacanya. b. Baca-lompat skipping Teknik memebaca ini dipakai untuk menemukan bagian bacaan relevan dengan kebutuhan pembacanya, dilakukan dengan cara melompati bagian-bagian yang tidak diperlukan. c. Baca-layap skimming Teknik membaca ini merupakan membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan Rahim, 200752. Seseorang membaca layap jika ingin membaca artikel di surat kabar dan majalah, kulit buku di toko buku dilakukan untuk membeli buku,dan buku-buku pustaka seseorang bisa menemukannya pustaka tersebut mempunyai informasi yang dibutuhkan. 86 d. Baca-tatap scanning Membaca tatap scanning disebut juga membaca memindai scanning ialah membaca sangat cepat. Menurut Mikkulecky & Jeffries 1998, membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Membaca memindai umumnya digunakan untuk daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar, buku petunjuk telepon, dan kamus. Sebaliknya, membaca memindai tidak digunakan untuk membaca cerita misteri, buku teks untuk suatu kursus yang penting,surat- surat penting dari ahli hukum, denah untuk menemukan jalan pulang, pertanyaan tes, dan puisi. D. Metode Pengajaran keterampilan membaca di SD Pengajaran ketrampilan membaca pada murid SD ada beberapa cara yang dilakukan guru yaitu dengan menggunakan berbagai macam metode diantaranya 1. Metode Abjad Metode abjad memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan langkah 1. Mengenalkan / membaca beberapa huruf , Contohnya b, u, d, i 87 2. Merangkai huruf menjadi suku kata 3. Menggabungkan suku kata yang sudah dilafalkan 4. Merangkai kata menjadi kalimat 2. Metode Bunyi Metode bunyi sebenarnya sama dengan metode abjad. Bedanya terletak pada cara pelafalan atau mengeja huruf. 3. Metode Suku Kata Metode suku kata memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata – kata yang sudah dikupas menjadi suku kata. Kemudian suku – suku kata itu dirangkaikan menjadi kata, dan langkah terakhir kata menjadi kalimat. 4. Metode Kata Lembaga Metode kata lembaga mulai mengajar membaca permulaan dengan langkah – langkah 1. Mengenalkan Kata , misalnya mina 2. Menguraikan kata menjadi suku kata , Contonya mi-na 3. Menguraikan suku kata atas huruf – huruf, Contohnya m – i – n – a 4. Menggabungkan huruf menjadi suku kata, misalnya mi – na 5. Menggabungkan suku kata menjadi kata, Contohnya mina 88 5. Metode Global metode kalimat Membaca kalimat secara utuh yang ada dibawah gambar 6. Metode Struktural Analitik dan Sintetik SAS SAS merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi murid pemula. 89 BAB V KETERAMPILAN MENULIS A. Pengertian Menulis Menurut Tarigan dan Henry Guntur 2008 126 mengatakan belajar ialah ”Menulis secara konvensional diartikan sebagai anak-anak belajar menuliskan sesuatu dalam sistem tulisan tertentu yang dapat di baca oleh orang yang telah menguasai sistem itu”. Hakikat menulis itu akan di maknai lebih luas sebagai mana dikatakan oleh Murray Abbas, 2006 127 “bahwa menulis adalah proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai dengan mengulas kembali”. Warsidi 2007 4 “…Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan”. Sedangkan menurut Gie Warsidi, 2007 5 “unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, tatanan dan wahana”. Menurut Rohana 2018;1 bahwa Writing skills is one of the abilities that should be used in the language to communicate, to speaking, reading and listening. Writing skills require training, thinking, creativity and mastery of grammar and should know what to write, what background topics will be written. 90 Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus digunakan dalam bahasa untuk berkomunikasi, berbicara, membaca dan mendengarkan. Keterampilan menulis membutuhkan pelatihan, pemikiran, kreativitas dan penguasaan tata bahasa dan harus tahu apa yang harus ditulis, topik latar belakang apa yang akan ditulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis mrupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan graffologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Jadi kemampuan menulis merupakan kesanggupan, kecakapan dan seluruh daya dan upaya dalam keiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Kemampuan menulis dapat diperoleh melalui latihan dan bimbingan yang intensif dan kemampuan menulis sangat kompleks karena dalam kegiatan menulis semua komponen yang berhubungan tulisan telah dituntut. Menulis Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi 91 pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Sehubungan dengan tujuan penulis menulis suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Hariadi 2008 25 merangkumkan sebagai berikut 1 Tujuan penugasan Tujuan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri 2 Tujuan altruistik Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya. 3 Tujuan persuasif Tulisan bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4 Tujuan informasional/penerangan Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. 5 Tujuan pernyataan diri Tulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 92 6 Tujuan kreatif Tujuan kreatif ini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. 7 Tujuan pemecahan masalah Penulis ingin menjelaskan secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterimaoleh para pembaca Adapun Manfaat yang dapat di petik dalam menulis yaitu menurut Suparno dan Yunus, 2007 4 ialah 1 Peningkatan kecerdasan 2 Pengembangan daya inisiatif dan kretivitas, 3 Penumbuhan keberanian, dan 4 Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi Menurut Bernard Perct Tarigan dkk, 2007 19 mengemukakan beberapa manfaat menulis antara lain 1 sarana untuk mengungkapkan diri, 2 sarana untuk pemahaman, 3 membantuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan perasaan harga diri, 4 meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan, 5 keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasra, dan 6 mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa. 93 Abdul Rahman dan Waluyo 2000223 menyatakan bahwa “tujuan menulis untuk anak SD adalah menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih kemampuan berbahasa dengan baik”. Pembelajaran Menulis 1. Menulis dari Gambar Teknik pembelajaran menulis dari gambar bertujuan agar murid dapat menulis dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan gambar kebakaran yang melanda sebuah desa. Dari gambar tersebut murid dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar. Alat yang dibutuhkan adalah gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan kalender besar. Teknik ini dapat dijalankan secara persorangan maupun secara kelompok Cara menerapkan 1 guru menyampaikan pengantar, 2 guru menempelkan beberapa gambar di depan kelas, 3 setelah murid melihat gambar tersebut, murid mulai mengidentifikasi gambar dan dari identifikasi 94 tersebut murid membuat tulisan secara runtut dan logis, 4 guru bertanya kepada murid tentang alasan tulisan yang dibuatnya, dan guru merefleksikan pembelajaran tersebut. Upayakan gambar yang disajikan sesuai dengan tema pembelajaran yang dipelajari pada minggu itu. Guru dapat memilih gambar yang cocok dengan karakteristik kelas. Gambar yang telah digunakan murid dapat ditarik kembali untuk bahan pembelajaran berikutnya. 2. Menulis Objek Langsung Tujuan Agar murid dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang dilihat. Guru menunjukkan objek kepada murid di depan kelas, misal boneka, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Dari objek tersebut murid dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihatnya. Alat yang dibutuhkan adalah objek-objek yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara berkelompok. Cara menerapkan 1 guru menyampaikan pengantar, 2 guru memajang beberapa objek di depan kelas, 95 3 setelah murid melihat objek tersebut, murid mulai mengidentifikasi objek, 4 murid membuat tulisan secara runtut dan logis, 5 guru bertanya kepada murid tentang alasan tulisan yang dibuatnya, dan 6 guru merefleksikan pembelajaran tersebut. 3. Pembandingan Objek Langsung Teknik pembelajaran ini bertujuan agar murid dapat menulis perbandingan berdasarkan objek yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan dua benda objek yang sama tetapi berbeda bentuk, warna, fungsi, dan lain-lain. Murid menulis dengan cara membandingkan dua objek yang telah diidentifikaikannya. Dari objek tersebut murid dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihat. Alat yang dibutuhkan adalah benda-benda yang bervariasi sesuai denga tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan baik perorangan maupun kelompok. Cara menerapkan 1 Guru menyampaikan pengantar, 2 guru memajang dua benda objek yang sama namun lain warna, fungsi, bentuk, dan lain-lain di depan kelas, 96 3 setelah murid melihat objek tersebut, murid mulai mengidentifikasi objek, 4 murid menulis perbandingan secara runtut dan logis, 5 guru bertanya kepada murid tentang alasan tulisan yang dibuatnya. 6 guru merefleksikan pembelajaran tersebut. 7 Meneruskan Tulisan Dari teknik pembelajaran meneruskan tulisan, diperoleh kemampuan murid dalam melengkapi ide atau gagasan secara baik dalam sebuah tulisan melalui penambahan beberapa paragraf. Dalam proses melengkapi tersebut, murid berada dalam kondisi senang, ceria, dan penuh dengan tantangan dalam komunitas belajar yang kompetitif. Alat yang digunakan adalah lembaran fotokopi tulisan yang belum selesai gagasannya, tulisan tersebut semestinya 10 paragraf tetapi yang 3 paragraf terakhir dibuang kemudian murid menambahkan paragraf sesuai dengan idenya. Fotokopi sesuai dengan jumlah murid. Pelaksanaan teknik ini dapat berupa persorangan atau kelompok. Biasakan sebelum memulai, murid dikondisikan melalui kegiatan persepsi lewat berbagai cara, misalnya nyanyian, puisi, permainan, dan gerakan. Dalam pelaksanaan teknik ini 1. guru memberikan persepsi atau pengantar, 2. bagi kelompok kalau penerapannya dalam kelompok, 97 3. guru memberikan rambu-rambu pelaksanaan, 4. guru memberikan lembar fotokopi kepada murid, 5. setelah diberi waktu dan aba-aba, murid mengerjakan tugas berupa meneruskan tulisan yang belum selesai dengan idenya sendiri 6. setelah waktu yang diberikan habis, murid melaporkan hasilnya di depan kelas, 7. guru bertanya kepada murid alasan tulisan tersebut, dan refleksi Segala akivitas manusia yang diungkapkan dengan berbagai cara itu mengandung suatu makna dan tujuan. Begitu juga bahasa yang dituangkan ke dalam bentuk lisan merupakan curahan ide, perasaan, pendapat yang dirangkai melalui kata-kata untuk meningkatkan kemampuan murid dalam berkomunikasi secara lisan dapat diupayakan dengan berbagai metode dan teknik. Penggunaan berbagai teknik dan metode yang inovatif dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Murid dalam kaitan ini ikut terlibat secara langsung dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil rekaman informasi yang diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu. Melalui proses pembelajaran yang dinamis diharapkanakan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara murid dengan 98 murid yang terpola melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sehingga suasana pembelajaran terhindar dari kejenuhan. 99 DAFTAR PUSTAKA Bayu,Rahmat. 2013. Makalah Membiasakan Keterampilan Berbicara Online. http//rachmatbayufirdas. makalah-membiasakan - 9 Desember 2019 Badudu, 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta Gramedia. Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta Pustaka Jaya. Haryadi. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta Depdikbud Nurhadi. 1993. Menjadi Pembaca yang Efektif dan Efisien. Malang IKIP Malang. Rohana 2017 . Effect Of Interactive Video To Improvement Writing Reproduction Skill To Primary Eduction Program. Makassar The 1st International Conference on Education, Science, Art and Technology the 1st ICESAT Universitas Negeri Makassar. 22 – 23 July 2017 153. accessed. 18 October 2020 - 2018 11 PDF Method Improving Reading Comprehension In Primary Education Program Students. Available from [accessed Oct 18 2020]. 100 Setyaningrum,Yuli . 2013. Kemampuan Menyimak.Online. 9http// yurishandcraft. 9 Desember 2019 Sumardi, Muljanto. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta PT. Midas surya Grafindo Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagi Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa Bandung Makalah Keterampilan Berbicara. Online. https//truestoryeka. Desember 2019 Warsidi, Menjadi Ghostwriter. Bandung Karya Mandiri Wikipedia di akses Oktober 2020 ... 2 memperkaya perbendaharaan bahasa; 3 memerlukan instruksi untuk dapat melaksanakan beberapa tugas dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari; dan 4 memperbaiki pemahaman Musaddat, 2017. Pada masa pandemi sekarang ini proses pembelajaran dilakukan dengan cara pembentukan kelompokkelompok kecil dan dilakukan di rumah siswa atau dikenal dengan sebutan BDR Belajar Dari Rumah. ...... Jadi guru mensiasatinya dengan memberikan motivasi atau bahkan hadiah kepada siswa yang melakukan kegiatan membaca. Karena menurut Lamb dan Arnold dalam Musaddat 2017, keterampilan membaca itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan, dan faktor psikologis. Keempat faktor ini saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. ...Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui upaya guru dalam mengajarkan keterampilan membaca siswa SD pada masa pandemi Covid-19 SDN Gugus IV Kecamatan Pujut. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif jenis fenomenologi dengan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini ialah guru wali kelas 1-6 SDN Gugus IV Kecamatan Pujut. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan angket terbuka yang diberikan kepada masing-masing guru wali kelas 1-6. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan teknik analisis data Interaktif Analysis Model dari Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil angket dapat disimpulkn bahwa upaya guru dalam mengajarkan keterampilan membaca siswa SD pada masa pandemi Covid-19 SDN Gugus IV Kecamatan Pujut ialah guru menentukan metode yang cocok, memberikan motivasi, pujian, hadiah, dan nilai kepada siswa, literasi di awal pembelajaran, dan memberikan tugas yang mengharuskan kegiatan membaca.... Selain itu, membaca kemampuan membaca juga penting untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam memahami mata pelajaran lainnya. Kemampuan membaca pemahaman ialah potensi seseorang dalam menguasai suatu bacaan secara kognitif yaitu untuk memahami maksud, ide pokok, maupun hal-hal penting lainnya yang ada pada bacaan Desmita, 2012;Mulyasa, 2008;Khundaru, 2014. ...Rivenski Mia Abdinip>Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menerapkan model pembelajaran STAD Student Team Achievement Division pada peserta didik kelas 3 sekolah dasar tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas PTK. Subjek dari penelitian ini yaitu guru kelas dan 31 peserta didik kelas III sekolah dasar. Prosedur penelitian ini terdiri atas dua siklus; tiap siklusnya terdiri dari dua pembelajaran. Tahap penelitian tiap siklusnya yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi, tes membaca pemahaman, dan dokumetasi. Rata-rata klasikal pada siklus I yaitu 69,1 dan 48,39% peserta didik lolos tes kemampuan membaca pemahaman. Pada siklus II, rata-rata klasikal naik menjadi 76,82, selain itu jumlah peserta didik yang lolos tes kemampuan membaca pemahaman juga naik menjadi 83,87%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada peserta didik kelas 3 sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis rangkuman teks siswa kelas VI SD SD Negeri Bagor 3 Sragen Tahun Pelajaran 2020/2021 melalui Model Pembelajaran CIRC. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 19 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi, tes, dan analisis dokumen. Keabsahan data diuji dengan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Siklus I, ketuntasan klasikal menjadi 68,42%. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan ketuntasan klasikal sebesar 84,21%. Berdasarkan temuan-temuan seperti yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks rangkuman siswa kelas VI SD di SD Negeri Bagor 3 Sragen Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran CIRC.
6 Membaca buku cetakan tidak memerlukan quota atau sambungan internet serta berbagai macam teknologi. photo via videohive.net. Alasan berikutnya kenapa membaca buku lebih baik daripada membaca di internet adalah karena membaca buku dalam bentuk fisik tidak bergantung pada teknologi ataupun sambungan internet.
ViewBUKU MODUL BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN ECONOMY 1111 at State University of Makassar. baik yang berasal dari pulau-pulau di wilayah nusantara maupun orang asing, menggunakan bahasa pengantar bahasa dalam buku-buku pelajaran agama Budha. Seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing yang belajar agama Budha di Sriwijaya,
. 485 61 327 150 294 69 322 234
buku buku yang kita pakai untuk belajar berasal dari